Backpackeran ke Jogja - Aku Ingin Jogja - Tidak salah jika judul yang saya ambil tentang aku ingin jogja ini saya angkat. Jogja yang merupakan aset sejarah karena memang di Jogja banyak sekali saksi bisu sejarah yang sampai sekarang masih bisa kita datangi.
Sebut saja Kotagede. Kotagede merupakan tempat tumbuhnya kerajaan Islam pada masa lampau, dimana Mataram Islam hampir menguasai seluruh jawa pada masa itu. Di Kotagede sampai saat ini kita bisa menikmati peninggalan kerajaan Mataram, salah satunya Pasar Kotagede yang dulu merupakan pusat perekonomian. Setiap pagi legi dalam kalender Jawa, penjual dan pembeli tumpah ruah dipasar ini. Aku Ingin Jogja – Bentuk aslinya munkin sudah berubah tetapi posisi tempat pasar kotagede tetap sama. Bila ingin berkelana di Kotagede, Anda bisa memulainya dari pasar ini lalu berjalan kaki ke arah selatan menuju makam, reruntuhan benteng dalam, dan beringin kurung.
Selanjutnya alasan Aku Ingin Jogja sebagai surganya backpacker adalah terdapat tempat wisata yang disebut Taman Sari (Water Castel). Taman sari terlatak 500 m sebelah selatan keraton Jogja. Tempat ini masih dalam satu lingkungan dengan keraton Jogja. Taman Sari dibuat oleh seorang arsitek kebangsaan Portugis yaitu Demak Tegis, atas perintah Sultan Demak Tegis memebuat Taman Sari ini dan Bupati madiun sebagai mandornya.
Ada lagi bangunan saksi bisu yang telah berumur sekitar 200 tahunan yaitu Panggung Karpyak, atau orang sekarang lebih banyak menyebut sebagai kandang menjangan. Di daerah Krapyak ini dulunya merupakan sebuah hutan yang lebat. Letaknya di sebelah selatan Keraton Jogja. Jika ditarik garis posisinya lurus dari gunung merapi – Tugu Jogja – Keraton – Panggung Krapyak. Entah apa artinya ini. Sekarang daerah krapyak tak lagi hutan, krapyak telah berubah menjadi sebuah perkampungan yang padat penduduk. Di Krapyak ini terdapat pondok pesantren Al Munawwir sehingga menjadikan daerah krapyak ini makin ramai. Jika ditelusuri satu-satu saksi bisu sejarah di Jogja tidak akan ada habisnya. Dari ujung utara kota jogja yaitu gunung merapi sampai ke selatan pantai parang tritis terdapat berbagai macam situs sejarah yang unik dan menarik. Pas sekali jika saya membayangkan Aku Ingin Jogja Sebagai Surganya Backpacker.
Alasan yang cukup mendasar kenapa Jogja sebagai surganya backpacker adalah, akses dari satu tempat wisata dan kota saling berdekatan. Dapat di akses dengan mudah dengan jalan kaki atau menggunkan kendaraan umum. Selain itu untuk urusan perut di Jogja relatif murah jika dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya. Penginapan dari mulai hotel sampai guest house ada semua, ingin harga murah sampai yang mahal tinggal memilih.
Yogyakarta yang lebih sering orang menyebut Jogja atau Yugjo (Jawa) memang manarik sebagai tujuan para backpacker. Kotanya yang masih terhitung aman ini, tidak membuat khawatir jika semalaman kita berada di luar. Hampir selama 24 jam Jogja tak pernah mati, ada saja aktifitas. Tidak salah bukan jika Aku Ingin Jogja Sebagai Surganya Backpacker?
Siapapun kamu pecinta backpacker jangan sampai ketinggalan untuk menikmati keindahan kota Jogja dengan segudang budaya, sejarah dan keanekaramannya. Dapat dipastikan siapapun yang pergi ke Jogja pasti akan terkesan. Entah karena wisatanya, keramahan orangnya atau yang lain. Hal ini terbukti dari teman-teman luar kota yang singgah ke Jogja pasti ingin kembali ke Jogja lagi.
Oke sekian sedikit cerita tentang aku ingin jogja sebagai surganya backpacker. Ke depan semoga Jogja makin kece, makin pecah dan makin makin lainnya. Sehingga buat para backpacker Jogja merupakan kota dengan sejuta kesan. Akhir kata Jogja Never Ending Asia.
0 komentar
Posting Komentar