Bank Indonesia (BI) mengindikasikan penyebab pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bukan semata-mata karena pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani, tetapi karena sentimen negatif kondisi ekonomi Yunani.
Pjs Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin lebih disebabkan statemen salah satu pemimpin Yunani yang memberi sentimen negatif pada persepsi investor global.
"Ada ucapan yang disampaikan salah seorang pemimpin di sana yang kemudian membuat pasar nerveous termasuk kekhawatiran bisa berjangkit ke negara Eropa lain," ujarnya di sela-sela workshop industri keramin dengan perbankan, Kamis (6/5) siang.
Ia menjelaskan pelemahan nilai tukar tidak hanya terjadi pada mata uang rupiah, tetapi seluruh mata uang dunia yang melemah terhadap dolar AS. Menurut dia, pelemahan nilai tukar rupiah bukan yang terburuk di antara mata uang negara lain.
"Kalau dalam kurs mungkin kita tidak termasuk yang jelek sekali. Pelemahan rupiah sedikit. Ada di level normal," papar Pjs Gubernru BI seperti dilansir bisnis.com.
Namun, lanjutnya, pelemahan indeks harga saham lebih tinggi dibandingkan dengan nilai tukar rupiah. "Jadi memang ada pengaruhnya [antara indeks dan rupiah]," kata Darmin.
Ia pun memastikan pelemahan nilai tukar rupiah hanya bersifat sementara. Hal itu, lanjutnya, tergantung dengan kondisi fundamental ekonomi nasional. "Kalangan-kalangan tertentu bisa mempengaruhi sentimen yang terjadi. Cuma pengaruh sentimen selalu sementara yang menentukan fundamental," jelasnya.
Apakah bank sentral melakukan intervensi agar tidak melemah terlalu dalam? "Sebetulnya intervensi hanya kalau kita anggap sudah terlalu jauh perubahannya. Kalau perubahannya masih bisa ditolerir, kita biasanya diamkan saja. Kalau kurs sudah bergerak terlalu jauh ya kita akan intervensi."
Pada perdagangan hari ini rupiah dibuka merosot ke level Rp9.200 per dolar AS, lebih rendah jika dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di level Rp9.115 per dolar AS. Padahal, selama kuartal I/2010, nilai tukar rupiah sempat mengukir prestasi terkuatnya. Berdasarkan data BI, nilai tukar rupiah menguat sebesar 2,2% ke level Rp9.254 per dolar AS. Rupiah bahkan sempat menguat ke Rp9.007 per dolar AS.
sumber : http://www.jakartapress.com/www.php/news/id/13414/Rupiah-Melemah-Bukan-Semata-Sri-Mulyani.jp
entah kenapa saia malah suka jika dollar jadi 10rb *diarakmassa* :p
BalasHapussalam kenal :)
kalau dollar naik yg punya tabungan dollar seneng...lha klu negara ini hancur mo tinggal dimana? percuma duit banyak ga punya rumah
BalasHapus