Minggu, 19 April 2009

Syukur

“Syukur aku sembahkan
Kehadiratmu Tuhan”

Sebait kata yang patah demi Tuhan
Tercenung pasrah syukurku pada-Mu ya Allah…
Setelah sekian hari, sekian minggu, sekian bulan,
sekian tahun, dan sekian abad
kau rampas kemesraan bangsaku
ramusa-ramusa berserakan di tanah pertiwi sendiri
tendangan tanpa ruang
begitu syahdu tanpaku

hai kolonial tengik
kau tengkuk setiap pundak aralku
kau pasung setiap jerih payahku
kau bunuh langkah-langkah kecil tak berdosaku

Oo….Tuhan
Sudah berapa paras di telanjangi
Sudah berapa peluh di kesudahi
Anak cucu tersungkur mencium tai

Masya Allah….
Jendral-jendral terunus peluru-peluru kecut
Kopral-kopral merayap mendekap kentut
Pahlawan-pahlawanku mati berserabut

Masya Allah,
Tapi
Sekarang syukur aku desiskan
dengan rasa perih pedang jihadku
subhanallah,
tak terukir kata dalam baitku
62 tahun yang lalu
Dengan sorak derail tangisku
Kau hibahkan kemesraan kemerdekaanku
Dentuman-dentuman meriam kompeni
seakan haus tersungkur malu

Akhirnya,
Kini berderai ku peringati rasaku
Dengan senandung lagu syukur…..

(16 agst 07)

0 komentar

Posting Komentar